Boven Digoel
Kilas balik perjalanan ini yang sudah kami lalui hampir 3 (tiga) tahun yang lalu, perjalanan menuju kota Boven Digoel, anda bisa membaca tentang Boven Digoel disini.
Menempuh Perjalanan
Perjalanan kami lalui hampir 10 (sepuluh) jam perjalanan dari kota Merauke, ditempuh menggunakan sepeda motor trail kesayangan. Berangkat dari kota Merauke pagi-pagi, perjalanan dimulai kearah Taman Nasional Wasur. Jalanan menuju ke Boven Digoel melewati Taman Nasional Wasur kabupaten Merauke.
Dilain waktu nanti kami akan mengulas mengenai Taman Nasional Wasur Merauke.
Kurang lebih sekitar 1 jam perjalanan, kami tiba di Sota. Sota adalah perbatasan negara Republik Indonesia dengan Papua New Guinea, bila kita ingat lagu dari Sabang Sampai Merauke, nah di Sota inilah terdapat tugu penanda perbatasan dengan negara Papua New Guinea.
Ada lelucon di Merauke yang biasanya orang Merauke berkelakar, orang Merauke itu adalah orang-orang yang kaya, karena seringkali ke luar negeri, bahkan (maaf) kencing pun di luar negeri, oleh karena itu bisa dibayangkan betapa kayanya orang Merauke. hehe
Gambar istirahat di tengah perjalanan.
Beristirahat Mengisi Bahan Bakar
Kami beristirahat sejenak, mengisi bahan bakar di tangki motor trail yang kami tumpangi. Kami harus sering mengisi tangki dalam perjalanan ini, dikarenakan belum tentu ada penjual bensin di perjalanan, dan untuk antisipasi bila kita harus menginap di perjalanan.
Gambar beristirahat di Simpati
Melanjutkan Perjalanan
Beberapa jam kemudian, setelah perjalanan cukup panjang, dengan jalanan aspal yang relatif mulus, tak terasa jam sudah menunjukkan lebih dari jam makan siang, saatnya mengisi perut yang lapar. Rasa lelah bercampur menjadi satu saat kami tiba di daerah yang bernama Simpati. Tiba disini perjalanan kami belum separuhnya menuju ke Boven Digoel.
Gambar istirahat di kebun Sawit
Beristirahat Makan
Gambar coffee time :)
Mengunjungi Napak Tilas Perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
Hampir pukul 19.00 WIT kami tiba di Boven Digoel, dengan menginap di rumah seorang kawan. Hujan gerimis mewarnai kedatangan kami, dingin basah, lelah pun hilang saat kami disuguhi minuman panas dan cemilan. Sambil ngobrol kami bercengkrama dan sebagian dari kami membersihkan diri. Malam ini kami beristirahat disini, besok pagi kami akan mengelilingi kota Boven Digoel, mengunjungi sisa-sisa peninggalan penjara bapak proklamatar bangsa Indonesia, bangsa yang besar ini.
Gambar tugu Proklamator di Boven Digoel
Berfoto
Tak lupa kami juga berfoto di tugu proklamator bangsa, foto-foto yang lain dapat anda nikmati di gallery ulasan ini. Boven Digoel kau adalah saksi sejarah bangsa Indonesia ini, senang menjadi bagian dari kehidupan kami, banyak cerita dibelakangmu sebagai bekal untuk anak cucu kami. Merdeka!!!.
Salam.
Komentar tidak ada.